Ujian Nasional Batal Siswa Senang

Selama ini ujian nasional di anggap sebagai momok yang menakutkan bagi para siswa, bagaimana tidak, ujian nasional merupakan satu satunya tolak ukur yang menentukan masa depan siswa. Bagi yang tidak lulus tentu tidak bisa meneruskan jenjang pendidikannya ke bangku kuliah. Hal ini lah yang sering kali membuat para siswa semakin tertekan dan stress.

Namun keputusan Mahkamah Agung tanggal 14 September 2009 yang menolak kasasi pemerintah dalam perkara ujian nasional yang juga berarti ujian nasional di batalkan, kini membuat para siswa “senang”, bahkan beberapa siswa di Sumatra Utara melakukan sujud syukur atas keputusan Mahkamah Agung tersebut. Lalu tolak ukur apa yang di gunakan untuk menentukan keberhasilan para siswa dalam menuntut ilmu selama 3 tahun…?

Pro kontra pun akhirnya muncul, Bpk. Arif seorang pemerhati pendidikan berpendapat bahwa ujian nasional sebaiknya jangan di batalkan, tapi harus di evaluasi kembali. Beliau menambahkan tolak ukur keberhasilan siswa tidak bisa hanya berdasarkan nilai saja harus di masukkan sisi akhlak dan budi pekerti mereka selama 3 tahun belajar, dan yang tahu ini hanyalah para dewan guru yang mengajar mereka. Pendapat lain mengatakan standar pendidikan yang di tetapkan pemerintah sekarang tidak berdasarkan realita yang ada, di mana banyak gedung gedung sekolah yang tidak mempunyai sarana yang lengkap seperti sekolah sekolah yang berada di ibu kota. Bahkan terdapat berita yang mengabarkan bahwa beberapa siswa luka luka akibat atap atau dinding sekolah yang roboh, tentu ini sangat ironis sekali.

Lalu bagaimana nasib ujian nasional selanjutnya, apakah tahun ini masih layak untuk di lakukan. Atau apabila nilai akhlak dan budi pekerti juga di masukkan sebagai standar kelulusan siswa, bagaimana cara mengukurnya….?. Apakah hanya berdasarkan pendapat dari dewan guru saja….?. Bila hanya menggunakan pendapat dari dewan guru, bukankah akan membuka peluang untuk suap…?.

Suka tidak suka beginilah nasib pendidikan di Indonesia, masih mencari cari sistem yang cocok untuk membentuk anak anak bangsa yang tidak hanya cerdas dan ber-IQ tinggi juga berbudi dan berakhlak baik.

Dan perlu di ketahui untuk mewujudkan hal itu, tidak hanya sarana dan sistem pendidikan sekolah yang di perhatikan, tapi juga sistem pendidikan keluarga. Lalu siapa yang bertanggung jawab akan hal ini..?...Dan sejauh mana sistem ini sudah membentuk karakter anak..?