Apa yg kita bisa pelajari dari Mbah Surip ?

Di luar kehidupan terdahulunya yang katanya “meninggalkan” istri dan anaknya, di luar uangnya yang berjumlah lebih dari Rp 1 milyar yang ia tinggalkan untuk keluarganya, di luar rumah dan kendaraan yang ia tinggalkan, Mbah Surip tetap menjadi idola bagi setiap orang yang menyukai lagu “Tak Gendong” yang selalu Mbah Surip bawakan kemana saja dia pentas. Tak hanya itu saja ketenaran Mbah Surib bagi sebagian orang di samakan dengan ketenaran Gombloh pada masa 80an.

Kini walaupun Mbah Surib atau yang lebih di kenal dengan Urip Ariyanto telah meninggalkan semua fansnya, namun masih terdapat “sesuatu” yang bisa kita pelajari dan ambil contoh dari sosok yang khas dengan ha…ha…ha…ini. Antara lain :

1. Cinta dengan pekerjaan

Walaupun Mbah Surip lulusan S2 dan mendapat pekerjaan di luar seperti di Amerika dan Jepang, Mbah Surip tetap tidak merasakan kenyamanan dalam hatinya. Sampai akhirnya ia menemukan jalur seni sebagai “pekerjaanya”, dengan rela ia meninggalkan pekerjaan dulunya yang mungkin bagi sebagian orang pekerjaan tersebut sangat menghasilkan. Heran dan bertanya tanya, mungkin itu yang ada di pikiran orang orang, mengapa ia mau meninggalkan pekerjaannya demi sesuatu yang belum pasti ke depannya. Namun itu semua Mbah Surip jawab dengan keberhasilannya sekarang walaupun dengan waktu yang di bilang singkat. Lalu timbul pertanyaan, mengapa bisa sampai begitu ?. Jawabannya singkat yaitu cinta dengan pekerjaan. Apapun pekerjaan yang anda lakukan sekarang, buat diri anda menyukai pekerjaan tersebut, karena dengan begitu anda bisa menikmati pekerjaan yang anda lakukan setiap detik, setiap menit, setia harinya yang kemudian anda bisa mengembangkan pekerjaan tersebut dengan mudah.

2. Kerja Keras

Cinta dengan pekerjaan tidaklah cukup untuk bisa membuat pekerjaan menjadi lebih besar dan menghasilkan, butuh kerja keras di dalamnya dan untuk menumbuhkan sifat itu harus di butuhkan suatu motifasi yang kuat seperti halnya motifasi Mbah Surip untuk menolong seniman yang lain. Stop dreaming start action, mungkin itu yang harus anda lakukan sekarang, nanti dan seterusnya.

3. Perilaku Sederhana

Walaupun Mbah Surip sudah mencapai ketenarannya, namun perilakunya tetap sama seperti dahulu suka menyapa orang lain, suka guyon, dan berpenampilan apa adanya. Kesuksesan yang beliau capai tidak membuat lupa akan dirinya, Mbah Surip tetap menjadi sosok yang menyenangkan baik bagi keluarga, saudara, ataupun teman.

4. Kematian bisa kapan saja

Inilah yang menjadi point penting bagi kita semua, kematian Mbah Surip yang begitu cepat dan tak terduga bisa menjadi renungan kita ke depan. Uang milyaran rupiah, rumah dan kendaran beliau tinggalkan tanpa sedikit pun dari barang tersebut Mbah Surip bawa, mudah mudahan kebaikan yang Mbah Surip lakukan sebelumnya menjadi modal untuk kehidupan selanjutnya. Bagi saya, anda, dan kita semua, semoga dengan kejadian ini pikiran kita menjadi “terbuka” dan lebih mempersiapkan diri dengan “modal” yang sesungguhnya untuk menghadapi kehidupan selanjutanya. Seperti Tukul pernah bilang…..THE LIFE IS NOT FOREVER, BUT FOREVER WILL BECOME OUR LIFE......Tahukan maksudnya.